Konflik Horizontal Mengangkangi Akal Sehat!

Kenapa gesekan di masyarakat yang berbau sara tidak disikapi dengan lebih adil? Misalnya dengan mencari tahu apa motifnya, menelusuri apa faktor pemicunya, memberikan informasi yg benar tentang peristiwa tersebut, tidak hanya sibuk pada asap tapi lupa pada api dan seterusnya.  Sebab boleh jadi kemarahan-kemarahan yang muncul, kemudian menjadi konflik horizontal adalah akibat dari ketersinggungan pada rasa keadilan atau ketimpangan sosial yg gagal diurai pemangku kebijakan.

Parahnya, selalu saja penyikapan atas gesekan-gesekan di masyarakat, mengusik akal sehat. Sematan label teroris, ekstrimis, radikal adalah beberapa contohnya. Jika disinyalir pelakunya beragama Islam, serta merta label teroris, ekstrimis, radikal disematkan pada pelaku. Tapi kepada pelaku non-Muslim mengapa tidak dilabeli serupa? Tentu siapa pun yang berakal sehat dan tidak ada penyakit dalam hatinya pastilah menilai itu konyol, sebab memang mengangkangi akal sehat. Maka wajar dan lazim-lazim saja, kalau kalangan Islam marah, sebab seperti selalu menyudutkan Islam, menjadikan Islam seolah sebagai simbol kekerasan dan kejahatan.

Benar bahwa kejahatan apa pun yang dilakukan siapa pun haruslah ditolak dan dilawan. Tapi tebang pilih penegakan hukum dan kebijakan yang tidak adil atas gesekan/konflik horizontal juga harus dikritisi, supaya pemangku kebijakan jangan seperti sibuk menyelesaikan masalah padahal menyulut masalah baru.

Atau berbagai gesekan/konflik horizontal itu memang sengaja diciptakan para bedebah tengik (meminjam istilah Pram) untuk menjaga dan atau mendapatkan kepentingan-kepentingan mereka? Boleh jadi berbagai isu yang memancing kemarahan masyarakat dan berpotensi membenturkan kelompok-kelompok dalam masyarakat  atau antar kelompok masyarakat dengan institusi-institusi negara memang sesuatu yang sengaja direkayasa? Jangan-jangan Isu terorisme adalah komoditas yang menjanjikan untuk tujuan politik dan atau penguasaan sumber daya.

Wallahu'alam