Fetching data...

Saturday, 4 April 2020

Penambangan Morowali, Investasi atau Invasi?

*Sulaiman Tahir, SH

Menurut data dari US Geological Survey, Morowali berada pada urutan keenam sebagai kawasan pertambangan bauksit dan nikel terbesar di dunia. Morowali hari ini menjelma menjadi salah satu pusat industri yang cukup besar di Indonesia.

Apalagi setelah ada temuan, bahwa di dalam tanah Morowali terdapat lithium yang merupakan bahan baku utama mobil listrik. Tidak tanggung-tanggung, materi lithium dalam tanah Morowali diperkirakan sebesar 40% dari produksi lithium dunia.

Indonesia, khususnya Morowali direncanakan menjadi pusat pembangunan pabrik yang memproduksi material energi baru dari nikel laterit pada 10 tahun kedepan. 20% produk mobil Indonesia ditahun 2025 ditargetkan adalah mobil listrik.

Jika target 2025 itu bisa terwujud, Indonesia diperkirakan bisa menghemat impor bahan bakar. Tapi apakah benar Indonesia bisa melakukan penghematan dgn adanya mobil listrik? Bukankah kompenen pembuatan mobil listrik tentu akan pula diimpor dari luar negeri?

Terlepas dari itu semua, saya kira pemerintah harus benar-benar serius memperhatikan AMDAL, sebab pasti ada dampak yg ditimbulkan dari maraknya perindustrian di Morowali kepada alam, kehidupan sosial, budaya, dll. Jangan sampai alih-alih pertambangan menjadi sumber PAD dan menjadi peluang lapangan kerja, justeru mengeksploitasi alam, terjadi degradasi hutan dan deforestasi hutan yg ugal-ugalan, sosial budaya asli setempat pun akhirnya tak terlestari dengan baik. Soal alam, cukuplah bencana kemarin menjadi cambuk kita semua, smg mata dan hati kita terbuka, agar tidak durhaka pada hukum alam yg telah digariskan Tuhan. Semoga pula, AMDAL tidak sekedar formalitas pelengkap administrasi semata.

Dan yang paling berbahaya, ketika investasi besar-besaran di Morowali justeru merupakan buah tangan dari persekongkolan antara state (negara/pemerintah) dan korporasi (pemilik modal) atau yang kita sebut korporatokrasi. Jika ini benar terjadi, inilah awal dari malapetaka di kemudian hari bagi Indonesia dan Morowali khususnya.

Potensi SDA yang sedemikian besar, tentu menjadi kebanggaan dan harapan bagi Indonesia, termasuk adanya temuan lithium yang sangat menjanjikan bagi kemajuan teknologi. Tapi jika akhirnya kekayaan alam itu dikeruk besar-besaran, lalu datang teknologi itu secara massive dan Indonesia hanya menjadi target pasar, inilah kira-kira tepat jika Indonesia disebut negara paling sial. Investasi ternyata invasi!.

*Pegiat "New Native" Yogyakarta

Load comments

Ads 970x90