Soekarno menghabiskan hidupnya dalam kesendirian, tidak ada kawan seperjuangan yang sebanding yang mengelilingi dirinya. Pikirannya khas, amat berbeda dengan tokoh seangkatannya yang berpendidikan barat.
Tokoh revolusi ini menakjubkan, sejak awal karir politik hingga detik-detik terakhir kekuasaan dan hidupnya dia berdiri sendirian, dia mencoba memberi arah pada jalannya revolusi di tengah segala arus yang menentangnya. Dia tidak peduli.
Revolusi baginya, akan dicapai dengan merubah konsepsi tentang rakyat. Baginya jutaan rakyat Indonesia adalah marhaen, sementara itu kolonialisme adalah biang kerok kemiskinan mereka.
Maka membangkitkan kesadaran para marhaen adalah cara untuk menjadikan mereka pelopor dan kekuatan revolusi, meciptakan semangat persatuan dan nasionalisme yang kuat.
Dengan begitulah akan tercapai Indonesia yang merdeka, terbebas dari belenggu kolonialisme. Menjadi bangsa yang mampu berdiri dan hidup dengan otak, hati dan tulang punggungnya sendiri.
Maka siapapun yang menjadi pemimpin bangsa ini, belajarlah pada Soekarno, dia tak takut sendirian, tapi dia punya konsep tentang rakyat, ada mimpi tentang masa depan bangsanya. Berani melawan arus yang menentang, yang penting bangsanya merdeka. Tak tanggung-tanggung menjadi otak, hati dan tulang punggung bagi bangsanya sendiri.
Untuk pemimpin bangsaku, sekali lagi, belajar pada Soekarno.
Buatlah dan miliki konsepsi tentang masyarakat Indonesia, agar negara ini tidak seperti kapal yang tak tentu arah; terombang-ambing dihempas ombak di tengah lautan. Hadirlah sebagai bagian tak terpisahkan dari rakyat, jangan pernah takut sendirian, karena rakyat tidak akan pernah meninggalkan pemimpin yang lahir dari rakyat dann bekerja demi dan untuk rakyat.
Belajarlah pada Soekarno!
Agar kelak kita bisa tersenyum riang, lalu menatap haru sambil menengadahkan tangan ke langit, mengucap puja puji syukur pada Tuhan, karena kita telah menjadi bangsa yang merdeka, betul-betul merdeka.
Tokoh revolusi ini menakjubkan, sejak awal karir politik hingga detik-detik terakhir kekuasaan dan hidupnya dia berdiri sendirian, dia mencoba memberi arah pada jalannya revolusi di tengah segala arus yang menentangnya. Dia tidak peduli.
Revolusi baginya, akan dicapai dengan merubah konsepsi tentang rakyat. Baginya jutaan rakyat Indonesia adalah marhaen, sementara itu kolonialisme adalah biang kerok kemiskinan mereka.
Maka membangkitkan kesadaran para marhaen adalah cara untuk menjadikan mereka pelopor dan kekuatan revolusi, meciptakan semangat persatuan dan nasionalisme yang kuat.
Dengan begitulah akan tercapai Indonesia yang merdeka, terbebas dari belenggu kolonialisme. Menjadi bangsa yang mampu berdiri dan hidup dengan otak, hati dan tulang punggungnya sendiri.
Maka siapapun yang menjadi pemimpin bangsa ini, belajarlah pada Soekarno, dia tak takut sendirian, tapi dia punya konsep tentang rakyat, ada mimpi tentang masa depan bangsanya. Berani melawan arus yang menentang, yang penting bangsanya merdeka. Tak tanggung-tanggung menjadi otak, hati dan tulang punggung bagi bangsanya sendiri.
Untuk pemimpin bangsaku, sekali lagi, belajar pada Soekarno.
Buatlah dan miliki konsepsi tentang masyarakat Indonesia, agar negara ini tidak seperti kapal yang tak tentu arah; terombang-ambing dihempas ombak di tengah lautan. Hadirlah sebagai bagian tak terpisahkan dari rakyat, jangan pernah takut sendirian, karena rakyat tidak akan pernah meninggalkan pemimpin yang lahir dari rakyat dann bekerja demi dan untuk rakyat.
Belajarlah pada Soekarno!
Agar kelak kita bisa tersenyum riang, lalu menatap haru sambil menengadahkan tangan ke langit, mengucap puja puji syukur pada Tuhan, karena kita telah menjadi bangsa yang merdeka, betul-betul merdeka.