Fetching data...

Wednesday, 8 April 2020

Membangun Masyarakat (1)


Oleh: Sulaiman Tahir, SH*

Awal tahun 2019, saya berkunjung ke Gunungkidul dan mendapat kabar, bahwa sejak 1 - 9 Januari 2019. Telah ada 4 kasus bunuh diri di Gunungkidul, khususnya di Ngawen dan Semin. 2 di antaranya karena terlilit hutang dan dua lainnya karena sakit yang tak kunjung sembuh.

Semuanya sama-sama karena faktor ekonomi; tidak mampu membayar hutang dan tidak mampu mengakses pengobatan yang layak untuk kesehatannya.

Di sisi lain, tentu saja kita bisa menyimpulkan, bahwa ada faktor krisis keimanan (keberagamaan) selain faktor ekonomi yang memicu aksi bunuh diri tersebut.


Karena memang, ibarat api ketemu minyak, ketika kemampuan ekonomi masyarakat lemah dan ditambah adanya krisis keimanan, maka sudah pasti daya rusaknya akan sangat luar biasa. Walaupun memang, ekonomi kuat sekalipun, jika krisis keimanan, tetap saja daya rusaknya juga besar. Contoh misalnya kekuatan-kekuatan ekonomi kapitalis yang tidak memedulikan Tuhan itu, mereka mampu meningkatkan ekonomi, tapi yang lain hancur karenanya.

Darinya kita belajar, membangun masyarakat, tidak cukup hanya berorientasi pada pemenuhan ekonomi semata. Tetapi harus juga menghidupkan kebudayaan yang baik dengan mendorong keberagamaan masyarakat agar semakin kuat.

Pemenuhan ekonomi dan menghidupkan budaya yang baik adalah dua hal yang tidak bisa terpisahkan, keduanya harus diperjuangkan dan diprioritaskan bersama. Lihat misalnya konsep pembangunan masyarakat di Iran pasca revolusi. Pembangunan  bagi mereka tdk hanya soal materi, yakni memerangi kemiskinan dan ketergantungan semata, namun yang tidak kalah penting adalah pengokohan spritualitas, sehingga terbangun kebudayaan yang agamis sesuai ajaran Syi'ah.

Bagi mereka, menghidupkan kebudayaan Syi'ah (agama) tdk mungkin dpt dilakukan jika kemiskinan masih merajalela di pedesaan dan jurang pemisah antara kehidupan pedesaan dan perkotaan masih terbentang.

Tentu saja konsep semacam itu, sangat Islami sekali. Karena memang Islam tidak hanya bicara konstruksi keimanan, sebagaimana Islam juga tidak hanya bicara pembangunan ekonomi semata. Tetapi dua pilar ini menjadi saling berkait kelindan, sebagai syarat terwujudnya tamkin.

Wallahua'lam.

*Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat

Load comments

Ads 970x90