Fetching data...

Friday, 3 November 2017

Penguasa Harus Bicara


Thomas M. Sceidel punya pikiran yg unik tentang eksistensi, baginya aktifitas komunikasi adalah ukuran eksistensi seseorang, sehingga berlaku pameo; "aku berbicara maka aku ada".


Eksistensi dan kekuasaan itu dua hal yang berkait kelindan, maka sederhananya,
agar kekuasaan punya ruh dan kekuatan untuk mendorong terciptanya kebaikan-kebaikan dan tentunya eksistensi, maka pemegang kekuasaan sudah harus mengerti dan piawai soal komunikasi.



Narasi-marasi besar yang bersandar pada falsafah Pancasila, tidak cukup hanya mengendap dlm pikiran penguasa, dia harus terucapkan dari lisan penguasa agar seluruh rakyat mendengar dan mengerti. "Kerja, kerja, kerja" tidak boleh sepi dari suara. Kalimat-kalimat penuh semangat dan optimisme haruslah juga diucapkan agar rakyat tergugah dan tergerak, agar jangan sampai "kerja kerja kerja" memjadi sesuatu yang mutasyabihat sehingga rakyat saling berspekulasi.

Penguasa yang tidak punya kemampuan berbicara/komunikasi dan hanya lebih banyak cenge-ngesan, walau seolah-olah sibuk agar terlihat kerja, dia tidak akan punya eksistensi, krn dia tdk eksis dlm hati rakyatnya. Sebab pikiran dan mulutnya tidak dimanfaatkan untuk menggugah dan menggerakkan rakyat. Sehingga wajar, walau tampak, dia tetap seperti tak ada dan tak hadir; wujuduhu ka adamihi.

Wallahua'alam.

(Foto 8 tahun lalu | ponpes Nurul Ummah Sulteng)

Load comments

Ads 970x90