Sering
sekali kita melihat kebiasaan di masyarakat ketika mereka terkena musibah atau
suatu masalah tertentu. Kata sabar selalu diucapkan untuk menenangkan dan
menguatkan orang yang terkena musibah atau masalah. Sampai pada titik ini, kita
akan berkesimpulan bahwa itu adalah perbuatan yang baik dan memang sudah
seharusnya seperti itu, karna dalam Islam kita diajarkan untuk saling
menguatkan, semua itu tidak lain karna sesama muslim adalah bersaudara dan
orang-orang Islam adalah ibarat satu tubuh. Rasulullah pernah bersabda dalam
sebuah hadis yang diriwayatkan Nukman bin Basyir ra., bahwa: "Perumpamaan
orang-orang mukmin dalam hal saling kasih, saling menyayang dan saling cinta
adalah seperti sebuah tubuh, jika salah satu anggotanya merasa sakit, maka
anggota-anggota tubuh yang lain ikut merasakan sulit tidur dan demam." (Shahih
Muslim)
Dalam
hadis lain juga dijelaskan bahwa sesama muslim adalah ibarat sebuah bangunan
yang saling menguatkan, yaitu Hadis yang diriwayat Abu Musa ra. bahwa
Rasulullah bersabda: "seorang mukmin terhadap mukmin yang
lain adalah seperti sebuah bangunan di mana bagiannya saling menguatkan bagian
yang lain." (Shahih Muslim). Perbuatan menguatkan saudara sesama
muslim ketika mereka terkena musibah atau masalah adalah merupakan bentuk dari
rasa saling mencintai sesama muslim, sebab konsekuensi logis bagi seorang yang
beriman adalah mencintai saudara sesama muslim, ini sebagaimana sebuah hadis
Rasulullah: "Tidak akan masuk syurga hingga kalian beriman, dan
tidak akan beriman sampai kalian saling cinta mencintai...."
Namun yang
menjadi permasalahannya adalah tentu bukan perbuatan menguatkan saudara yang
terkena musibah atau masalah, tetapi masalahnya adalah pada persepsi mereka
yang terkena musibah atau masalah tentang makna sabar itu. Seringkali sabar
justru dipahami sebagai sebuah bentuk pendiaman diri ketika terkena musibah,
masalah atau ketika disakiti. Sehingga ketika terkena musibah mereka diam saja
dan justru menyeret diri untuk terus berada pada zona musibah itu dengan alasan
sabar. Mereka sering sekali menjadikan diri terus-terusan terbelenggu masalah
dan berharap ada solusi yang akan jatuh dari langit, dengan alasan sabar.
Mereka rela untuk terus-terusan disakiti tanpa melawan yang menyakiti mereka,
denga alasan sabar. Begitulah keadaan itu terus berjalan dan mereka semakin
kolot saja dalam memahami sabar, sabar bukan lagi dijadikan solusi tetapi malah
menjadi kambing hitam.
Jika kita
membaca dalam al-Qur'an, tidak sedikit kita temukan kata sabar. Jika
ditelusuri secara keseluruhan, terdapat 103 kali disebut dalam al-Qur'an,
kata-kata yang menggunakan kata dasar sabar; baik berbentuk isim maupun
fi'ilnya. Hal ini menunjukkan betapa kesabaran menjadi perhatian tersendiri,
yang Allah tekankan kepada hamba-hamba- Nya.
Saya ingin menegaskan bahwa sabar itu bukan
tentang diamnya kita ketika mendapat musibah, tekanan, kesempitan,
kekalahan ataupun hal-hal lain yang kata "sabar" sering sekali
dipakai untuk meresponnya. Sabar itu adalah bergerak dan bukan diam, sabar itu
adalah maju bukan stagnan, sabar itu adalah melawan dan bukan pasrah, sabar itu
adalah melepaskan diri bukan membiarkan diri terbelenggu.
Pemahaman
tentang makna sabar ini lah yang tidak semua orang mengerti, sehingga tidak
sedikit orang yang terus-terusan saja dalam kesempitan, terus-terusan saja
disakiti dan terus-terusan saja hanya diam di tempat tanpa berbuat apa-apa.
Padahal Rasulullah mengajarkan kepada kita agar jangan sampai kita
terus-terusan berada pada dua kondisi yang sama, kita harus mampu keluar dan bahkan
menjauhi kondisi itu. "Seorang Mukmin tidak boleh jatuh pada dua
lubang yang sama" (HR. Muslim).
Sabar adalah bagaimana kemudian kita mampu bergerak walau kita dalam kesempitan, kita
mampu melawan walau kita kecil dan terdesak, sabar itu adalah bagaimana kita
mengusahakan hak dan kewajiban kita dengan sebaik-baiknya dan
semaksimal-maksimalnya disaat kita seperti telah kalah dan seakan kata
bangkitpun tak bisa kita sebutkan.
Dengarlah bahwa, tidak ada satu orang pun yang
mampu melakukan hal berat kecuali dia adalah orang yang mampu bersabar. Karna
sabar adalah alasan mengapa kita bisa menang !