Fetching data...

Tuesday, 14 April 2020

Tips Tabah Menghadapi “Apa Kata Orang” Untuk Para Fresh Graduate

Mendengarkan apa kata orang itu memang baik, bahkan baik banget malah. Mungkin dengan diciptakannya satu mulut dan dua telinga untuk kita, adalah supaya kita lebih banyak mendengarkan dari pada berbicara. Tapi terkadang terlalu mendengarkan apa kata orang lain juga bisa menjadi hal yang negatif, bahkan membuat kamu tidak produktif dan tidak mampu membuat keputusan sendiri.

Contoh kecil, ketika kamu sudah lulus kuliah, lalu kamu pulang ke kampung halaman (misal kamu kuliahnya merantau ke daerah lain). Satu hingga dua bulan kamu hidup di kampung tetapi kamu tidak kunjug dapat pekerjaan sebagai orang kantoran atau PNS, padahal asumsi yang terlanjur tumbuh subur di masyarakat adalah seorang yang sudah jadi sarjana harusnya jadi orang kantoran, PNS atau pejabat.  Akhirnya kamu akan jadi buah bibir di lingkunganmu, bukan karena kagum kepada kamu, tetapi cibiran dan sindiran karena kamu seorang sarajana tetapi toh begitu-begitu saja, tidak jadi orang kantoran, PNS apalagi pejabat. Dalam kondisi sepert itu, kamu tidak bisa marah, karena memang terkadang begitu tabiat masyarakat.

Mungkin kamu belum kerja seperti asumsi masyarakat tentang seorang sarjana, karena kamu lebih tertarik jadi petani atau pengusaha. Nah jika demikian, kamu tidak perlu dengar apa kata orang, apa kata masyarakat di sekitarmu. Mitos seorang sarjana harus jadi orang kantoran, PNS atau pejabat saja, harus kamu patahkan. Jalani apa yang hati dan pikiranmu damai dengan itu, jika ingin jadi petani, jadilah petani. Jika ingin jadi pengusaha, jadilah pengusaha, walau kamu seorang sarjana. Karena toh itu profesi yang baik. Berat sih memang, tapi harus kamu jalani, dari pada melakukan sesuatu yang bertentangan dengan hati dan pikiran.

Nah berikut tips-tips supaya kamu, para fresh graduate kebal terhadap “apa kata orang” ketika telah kembali ke kampung.
  • Pahami Lingkunganmu

Ini penting, agar kamu tidak perlu berkecil hati apalagi sampai marah dan kehilangan mood karena ternyata masyarakat tempat kamu berada, adalah mereka yang punya pahaman tersendiri tentang bagaimana harusnya seorang sarjana.
  • Berbaur Dengan Sekitar

Harusnya, setelah menjadi sarjana kamu menjadi lebih bisa berbaur dan dewasa dalam berinteraksi di masyarakat. Kamu tidak boleh pasif di lingkunganmu, karena kamu bakal makin dicibir atau bahkan dianggap sebagai sarjana gak bermanfaat. Kamu harus terlibat dalam kegiatan masyarakat, raih perhatian dan hati masyarakat sekitarmu. Kamu harus jadi penggerak di lingkunganmu. Nah dengan begitu, mereka akan merasakan manfaat dari status sarjanamu, terlebih mereka bisa merasakan bedanya kamu yang seorang sarjana, dengan orang lain yang tidak sampai sarjana.
  • Fokus Lakukan Pekerjaanmu

Kamu tidak boleh begitu-begitu saja, maksudnya jangan Cuma sibuk aktif saja di masyarakat. Tetapi kamu juga harus fokus untuk melakukan apa yang menjadi targetmu. Nah sebelumnya, kamu memang harus punya target, punya rencana, punya cita-cita... jangan sampai kamu setelah kembali ke kampung halaman, malah hampa. Kamu harus punya target, sederhanaya kamu harus kerja apa. Jika kamu tertarik untuk kerja di kantoran, atau jadi PNS, atau jadi pejabat. Segera bergerak, cari cara atau jalan bagaimana kamu bisa mewujudkannya.  Jika kamu malah tertarik jadi petani atau pengusaha, maka siapkan, mulailah bekerja sebagai petani yang beda, ohya jelas harus beda. Karena kamu sarjana, kamu harus lebih kreatif dan penuh inovatif dalam bertani, demikian juga jika ingin jadi pengusaha. Lakukan semua itu dengan baik, tekun dan percaya diri.
  • Terus Membaur dan Bekerja

Jangan bosan membaur dengan masyarakat sekitarmu, terserah apa yang mereka cibirkan tentangmu, jangan marah, bersikaplah dewasa. Sadarlah bahwa kamu sarjana, berpendidikan, kamu harus lebih memahami masyarakatmu, jangan terbalik, kamu yang meminta dipahami masyarakat sekitarmu. Tersu bekerja, tekuni pekerjaan yang kamu sukai itu. Dengan begitu, “apa kata orang” itu akan hilang dengan sendirinya. Sebab kamu berhasil buktikan kepada masyarakat bahwa, seorang sarjana tidak harus menjadi ini dan itu, tetapi cukup saja menjadi pembeda di masyarakat. Seorang yang berpendidikan akan lebih arif dan bijak sana dalam bermasyarakat, lebih aktif dalam mendorong kemajuan masyarakatnya, terlibat dalam kegiatan masyarakat, mampu menjadi teladan, dan tetap mau berguru pada siapapun, kendatipun mereka yang bahkan ijazah SD pun tak punya.

Nah kurang lebih begitulah tips singkat agar kamu lebih tabah dalam menghadapi “apa kata orang”. Selamat mencoba....

Load comments

Ads 970x90