Editor
Silahkan saja jika anda mau menolak atau mendukung Habib Rezieq sebagai imam besar Indonesia. Tetapi tetap saja kita tidak bisa mengingkari sepak terjang beliau dalam mempejuangkan Islam dan bangsa ini.
Apa gerangan yang membuat kita sampai hati membencinya? padahal beliau dengan FPI nya hampir tidak pernah absen membela Islam dan bangsa ini.
Jika berbeda soal pemahaman agama dalam ranah ijtihadiyah furu'iyah, bukankah itu hal yang sangat wajar? Imam syafi'i saja tidak pernah merasa dia paling benar dalam ranah itu.
Apa karena beliau keras kepada kezaliman dan ketidak adilan? bukankah itu memang harus pula menjadi sikap kita? itulah prinsip, atau jangan-jangan kita memang tak punya prinsip? Bagi beliau, berdamai dengan kezaliman adalah kemunafikan, apalagi lembut kepada kebrutalan, itu kefasikan.
Iya benar beliau Arab, tapi jangan lupa, orang tuanya pernah berjuang untuk bangsa ini, dan hari ini beliau sendiri juga pejuang, walau ntah kenapa kita sulit mengakuinya. Apa krn beliau Arab? mengapa kita sedemikian rasisnya?, sementara Bung Karno sendiri menganggap keturunan Arab sebagai bagian dari bangsa ini, apalagi jika kita mau melihat genealogi Islam di Nusantara ini, masih kah kita mengelak dari Arab?
Hari ini beliau diperiksa polisi, atas tuduhan yang sungguh menggelikan dan seperti suatu rekayasa yang terlalu basi. Namun ada sisi baiknya memang, krn kita bisa melihat siapa di antara kita yang sumbunya pendek kepada sesama muslim, tapi panjang kepada kafir. Kemarin menuduh para penuntut sang penista kafir itu sebagai muslim bersumbu pendek dan terlalu bau amis politis, nah sekarang, malah si penuduh itu yang bersumbu pendek kepada sesama muslim, parahnya ikut2an kaum kafir melaporkan saudara seimannya dengan tuduhan penistaan agama. Duh duh...
Apa dunia ini sudah terlalu memabukkan? sehingga musuh dikira kawan dan kawan dianggap musuh. Kita seperti tak punya prinsip saja, mengapa kita sepengecut itu dalam berislam?