Fetching data...

Tuesday, 16 June 2015

Pembahasan Singkat Qowa'id Fiqhiyyah

A. Sejarah Formasi Kaidah Fiqhiyah

Menurt para ulama fikih ulama yang pertamakali menekuni qawaid fiqhiyyah adalah Abu Thair adDabusi seorang ulama Hanafiyah ynag hidup antara abad 3 dan 4 Hiajriyah. Dia mengumpulkan 17 kaidah yang diulang-ulanginya dan diajarkannya kepada murid-muridnya di msjid. Abu Sa’id al-Harawi salah seorang kuridnya mencatat ke 17 qidah tersebut diantara nya 5 kaidah yang disbeutkan di atas dengan bnyi awalnya:

Dlararun yuzaalu
Wa ‘adatun hukkimat
Al-masyaqatu tajlib at-taysiira
Asy-syakku laa tarfa’u bihi mutayqqinan
Laqashdu akhlashu in aradta ajwaa

Pada abad ketiga dan awal abad 4 hijriyah kitab-itab tafsir, hadis dan  fiqih  telah dibukukan bersamaan dengan kemjaun pesat ummat Islam saat itu. Bersamaan dengan kemjuan tersebutitu pula persoalan dan maslaah yang dihadapi ummat isalm juga semakin menumpuk. Para ulama mencoba untuk menyelesaikan berbaga persoalan tersbeut dengan mencari metode yang mudah untuk menyelesaikan masalah. Salah satu cara dimaksud adalah menggunakan kaidah-kaidah fiqhiyyah.

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa urutan lahirnya dan eksistensi QF adalah:

(1) Adanya sumber hokum Islam al-Quran dan al-Hadis;

(2) Lahir usuhul fiqih sebagai metodolgi penarikan kesimpulan hokum dari sumber hokum;

(3) Dengan metode deduktif UF lahirlah fikih

(4) Materi fikih yang beragam dan menumpuk itu dipilah dan dipilih berdasarkan prinsip ndukstif dan dikeolompokkan dimana setiap kelompok merupakan himpunan dari masalah yanag serupa yang disederhnaakn dalam ungkapan yang leebih singkat dan padat maka lahirlah qawaid fiqhiyyah;

(5) QF yang lahir dikritisi dengan menggunakan nas-nas  al-Quran dan al-Hadis

(6) Jika tuntas dan uji al-Quran dan al-hadis maka QF trrsebut dinayatakan sebagai Qaidah yang mapan yang dapat digunakan sbagai metode istinbath;

(7) Selanjutnya para ulama mengguakan qidah terebur sebagai alat untuk meylesaikan persoalan hokum yang dihadapi ummat. Demikianlah para ulama mengguanakan QF sebagai metodologsi dalam mengeluarkan fatwa yang diperlukan ummat;

(8) Sala satu bukti autetik QF dijadikan sebagai rujukan penyelsaia persoalanhukum adalah Majallah al-Ahkam al-Adliyyah mengguanakn 99 kaaidah dalam menyusun undang-undang tentang perikatan dalam muaalat.

Sebagai bukti bahwa fikih lebih dahulu muncul daripada qaidah fiqhiyyah dadalah ditemukannya beerapa kadiah yang muncul/menyeruakdalam kitab-ktab fiqih. 

Misal 1:
Taghayyur al-Fatwa wakhtilaafuha bihasbi taghayyur al-azmnah wal amkinah alahwal wan-niyyat wal-‘awaaid yangditemukan dalam kitab I’lam al-Muwaqiin karya Ibnul Qoyi al-Jauziyyah.

Misal 2.
Walhukmu innamaa yajibu an yakuuna bil-mu’taad laa bin-naadiri yang dinyatakan bnu Rusyd dalam kitab Bidayat al-Mujtahid;

Misal 3.
Laysa lil-Imaam an Yukhrija Syaian min Yadi ahadin illa bihaqqin yang dinyatakan Abu Yusuf dalam kitabal-Kaharaj.

Misal 4.
Tasharruf al-Imam ‘ala ar-ra’iyyati manuthun bil mashlahah. Dinyatakan oleh Imam asy-yafi’I dalam  kitabnya al-Ummu setelah dimodifikasi dri kaidah awalnya yang berbunyi Manzilt al-Waaliy minar raiyyat kamanzilatal-Waaliy minal yatiim.

B. Kitab –kitab Qowa'id Fiqhiyyah
  • Mazhab Hanafi
  1. Ushul al-Karkhi Abl Hasan al-Karkhi 
  2. Ta’sisan-Nazhar Abu Zaid ad-abusi
  3.  al-Asyba wanNazhahir, Ibnu Nujaim (Zainuddin bin Inahim bin Muhammd ;
  4. Majami’ al-Haqaiq Abu said al-Kahadimi;
  5.  Majallah al-Ahkam al-Adliyyah-Ulama Mazhab Haafi Turki
  • Mazhab Maliki
  1. Ushul al-Futiya I Fiqh al-Mazhab alimam Malik Ibnu Haris al-Husaini;
  2. al-Furuq, Abu Ahmad bin Idris bin AbdirrahmanSyihabuddin al-Qurafi;
  3. Al-Qawa’id susunan al-Maqari,
  4. Iydlah al-Masalik ila Qawaid al-Imam Malik susunan Ahmad bin Yahya bn Muhammad al-Winsyarisi
  • Mazhab Syafi’i
  1. Qawa’id alAhkam fi masalih al-Anam Izzdin bin Abdisalam
  2. al-Asybah wan-Nazhair Ibnu Wakil/Abdullah bin al-Murahili;
  3. al-Majmu’ al-Muhadzdzab fi Qawa’idal-Mazhab Abu Sa’id al- Aalai
  4. al-Aybah wan Nazhair Tajudin as-Subki
  5. al-Mansurfi Tartib al-Qawa’id al-Fiqhiyah az-Zarkasyi
  6. al-Asybah wan-Nazhair as-Suyuthi
  7. al-Istighna fi al-Farq wal-Ististina Badruddin al-Bakri;
  • Mazhab Hanbali
  1. al-Qawaid an-Nuraniyah al-Fiqhiyyah Ibnu taymiyyah;
  2. al-Qawaid al-Fiqhiyyah Ahmad bin al-Hasan bin Abdillah;
  3. Taqrrir al-Qawaid wa Tahrir al-Fawaid Ibn ar-Rajab
  4. al-Qawa’id al-Kuliiyah wa ald-dlawabith al-al-Fiahiyyah Ibnu Abdil Hadi
C. Perbedaan Qaidah Fiqhiyyah dan Qaidah ushuliyyah

Lebih rini perbedaan antara keduailmu ini disebutka oleh Ali Ahmad an-Nadwi sebagai berikut:

Pertama, kaidah ushul adalah timbangan dan patokan untuk melakukan istinbath al-ahkam secara benar. Dengan ushul fiqih digali hukum dari dalil-dalilnya seperti hukumasal kataperintah itu wajib kata-kata larangan menunjukkan arti larangan.

Kedua, kaidah ushul fiqih meliputi semua bagian sedangkan kaidah fiqih hanya bersifat aghlabiyah (pada mumnya) sehingga banyak sekali pegecualiannya.

Ketiga, kaidah ushul adalah cara untuk mengali hukum syara’ yang praktis sedangkan kaidah fiqih adalah kumpulan-kumpulan hukum yang serupa yang kembali kepada hukum yang sama.

Keempat, Kaidah-kaidah ushul muncl sebelum furu’ sedangkan kaidah fiqih muncul setelah uru’.

       Kelima, kaidah-kaidah ushul menjelaskan masalah-masalah yang tekandung dalam berbagai macam dalil yang rinci yang memungkinkan dikeluarkan hkum dari dalil-dalil tersebut. Sedangkan kaidah fiqih menjelaskan masalah fiqih yan terhimpun dalam kaidah tadi.

D. Kegunaan Qaidah Fiqhiyyah (QF)

1.Mengetahui asas-asas umum fikih. Materi fikih yang kaya ditelusuri dnegan QF
2. memeudahkan mnetapkan amsalah hukum
3. menerapkan fikih dalam keadaan dan waktu serta sitai yang beram
4. Memberi jalan keluar dari perbedaan pednpat atau menguatkan pendapat ang dipadnag muktabar
5. mengetahui rahasia semangat hukum islam
6. memerikan keluasan ilmu yang mengentarkan pemilknya pada ijtihad yang mendkati kebenaran,

Load comments

Ads 970x90